Monday, July 27, 2009

Kota Gelap Itu

Aku berdiri diatas puing-puing kota khayalku,
Kota yang dulu kukuh mencengkam kota sanubari pendirianku,
Kota yang kontra dengan normal,
Kota yang semua tunggang terbalik,
Kota yang dulu indah dilimpahi cahaya neon,
Tapi baunya pekung,
Rupanya jelik,
Isi perutnya asyik dengan khayalan ciptaan debu putih dan cairan kuning berbuih,
Penghuninya alpa berkasih dengan sang hawa yang berpandukan telunjuk sang ringgit,
Lalu rela hanyut dipelukan lahanat yang menyesatkan,
Namun itu hanya sorga duniawi,
Hakikat sebenar disorokkan oleh kegelapan malam,
Jauh dari sinar hidayah,
Jauh dari realiti yang hakiki,
Dan dilenakan dengan nikmat yang amat mengasyikkan,
Keasyikan yang dalam diam mengundang musibah,
Untung nasibku ada sinar yang memancar,
Dan membongkar segala rahsia sial kota gelap itu,
Sebelum aku lebih hanyut dibawa arus kenikmatannya,
Lalu mengiringi ku keluar dari kota sesat khayalan ku sendiri,
Sedetik ku tinggalkan kota gelap itu,
Runtuh segenap tembok yang melitupi pekungnya,
Kini jelas ku lihat cuma bongkah-bongkah keegoan,
Kini jelas apa yang kulihat cuma serpihan-serpihan keangkuhan,
Dan seperti debu yang dituip sang bayu,
Aku berlalu pergi meninggalkan puing-puing kota itu bersama secebis keinsafan dan maruahku yang masih berbaki,

No comments:

Post a Comment